Assalamualaikum! Kali ini Naila mau share catatan perkuliahan Naila dengan tema Adab Berilmu dan Beramal. Ini aku dapat dari mata kuliah Islamic Worldview bersama dosen kami Dr. Wido Supraha, M.Si., pada tanggal 15 Oktober 2019 di Universitas Ibn Khaldun Bogor.
Manusia terdiri dari tiga hal, yaitu akal, ruh/qolbu, dan jasad. Memenuhinya tentu dengan cara yang berbeda-beda. Akal memerlukan ilmu, qolbu memerlukan dzikir, dan jasad memerlukan amal. Untuk beramal, kita perlu makanan dan minuman agar dapat bergerak untuk melakukan amal. Makanan dan minuman yang dikonsumsi selain halal dan toyib haruslah tawazon (seimbang) karena jika kekurangan kita akan sakit, lemas dan tidak mampu melakukan amal, sedangkan jika berlebihan kita akan menjadi malas, mengantuk, dan enggan mengerjakan amal.
Manusia terdiri dari tiga hal, yaitu akal, ruh/qolbu, dan jasad. Memenuhinya tentu dengan cara yang berbeda-beda. Akal memerlukan ilmu, qolbu memerlukan dzikir, dan jasad memerlukan amal. Untuk beramal, kita perlu makanan dan minuman agar dapat bergerak untuk melakukan amal. Makanan dan minuman yang dikonsumsi selain halal dan toyib haruslah tawazon (seimbang) karena jika kekurangan kita akan sakit, lemas dan tidak mampu melakukan amal, sedangkan jika berlebihan kita akan menjadi malas, mengantuk, dan enggan mengerjakan amal.
Ada hal yang harus dipenuhi sebelum beramal, dan diawali
dengan disiplin.
> Disiplin yaitu terbiasa dengan pemahaman baiknya
> Terbiasa disiplin dan menjadi kebiasaan baik
> Beradab
> Disiplin jiwa, pikiran, dan tubuh
Dengan memiliki adab dari kebiasaannya berdisiplin, maka ia
siap menuntut ilmu. Dengan dimilikinya ilmu, maka ia akan tahu bagaimana
beramal yang seharusnya. Setelah beramal, maka ia akan beramal variatif, yaitu
beramal di berbagai macam bidang. Hal itulah yang akan menjadi keberkahan.
Berilmu tanpa adanya adab, maka seseorang akan memperoleh ilmu
yang tidak benar. Apalagi mengamalkannya, amalnya akan menjadi amal kosong dan
tidak bermanfaat.
Jadi urutannya adalah adab, ilmu, lalu amal. Tanpa urutan
tersebut, maka seseorang tidak akan memperoleh keberkahan.
Iman itu melelahkan karena iman itu harus diamalkan. Sedangkan
beramal haruslah bergerak. Makanya, orang yang beramal terus-menerus akan
merasakan lelah. Tapi jika niatnya hanya karena Allah, maka lelah itu akan
terasa nikmat dengan keberkahan yang Allah berikan.
Ketika menuntut ilmu, kita haruslah memiliki adab yang sesuai.
Adab menjadi murid menurut Imam An-Nawawi dalam kitab At-Tabyaan fi Aadaabi
Hamalat Al-Quran, yaitu
- Memiliki niat belajar untuk mencari ridho Allah
- Tujuan belajar bukan hanya untuk kepentingan dunia saja
- Fokus dalam belajar
- Menjauhkan diri dari perbuatan dosa dan maksiat
- Tawadhu terhadap guru
- Bediskusi dan meminta nasihat kepada guru
- Belajar kepada guru yang ahli di bidangnya
- Menghormati dan memuliakan guru
- Bersih jasmani dan rohani ketika belajar
- Menghormati teman-temannya
- Melihat dan memahami kondisi guru
- Bersabar terhadap sikap dan perilaku guru
- Mempunyai semangat yang tinggi dan kemauan yang keras
- Bersungguh-sungguh dalam belajar
- Belajar di pagi hari
- Rajin mengulang pelajaran yang lalu
- Menjauhi sifat hasad
- Mengucap salam pada guru ketika bertemu
- Mempersiapkan hati untuk belajar
Dan sebagai seorang guru pun, kita haruslah memiliki adab. Adab
menjadi guru menurut Imam An-Nawawi dalam kitab At-Tabyaan fi Aadaabi Hamalat
Al-Quran, yaitu
- Lemah lembut terhadap murid
- Menasihati muridnya untuk tetap memuntut ilmi
- Mengawasi murid
- Rendah hati
- Semangat mengajarkan/membagikan ilmu
- Tidak menolak mengajari seseorang meskipun niat muridnya tidak baik
- Mendahulukan murid yang dahulu datang
- Meninggalkan tempat yang dapat merendahkan ilmu
- Memperluas majelis ilmu
- Menjauhi faktor penghalang dalam mengajar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar