Minggu, 03 November 2019

Agama dan Bahagiamu


Assalamu’alaikum! Kembali lagi nih dengan catatan perkuliahan Naila. Kali ini Naila mau share tentang dua tema yang kami bahas di kelas pada teman-teman. Apa sih temanya?

Temanya adalah Ad-Din (agama) dan As-Sa’adah (kebahagiaan). Ini adalah tema yang dibahas pada pertemuan ke enam mata kuliah Islamic Worldview bersama dosen kami yaitu Dr. Wido Supraha, M.Si., tanggal 29 Oktober 2019 di Universitas Ibn Khaldum Bogor.

Kita mengenal istilah “agama samawi” yang maksudnya adalah agama yang diturunkan dari langit. Ada tiga agama yang disebut agama samawi yaitu Islam, Yahudi, dan Nasrani. Tetapi Allah tidak menurunkan agama selain Islam. Sedangkan agama lainnya adalah agama yang dibuat oleh manusia.

Sejak Nabi Adam pun agamanya adalah Islam, tetapi pada generasi ke-10 mulai ada orang yang menyembah berhala dan memunculkan agama lain dan menyimpang dari Islam. Maka Allah turunkan Rasul pertama yaitu Nuh as.

Lalu Allah turunkan Rosul dan kitab di beberapa masa agar manusia tetap pada tauhid yang benar.
Nabi Musa as dengan mukzizat Kitab Taurat, Nabi Dawud as dengan mukzizat  Kitab Zabur, Nabi Isa as dengan Kitab Injil, dan Nabi Muhammad saw dengan Kitab Al-Qur’an.

Dalam Al-Qur’an tidak disebutkan adanya Kristen karena di dalam Bahasa Inggris, Christian adalah Warrior yang artinya prajurit. Makanya, di dalam Al-Qur’an yang disebutkan adalah Nasrani. Maksudnya Nasrani adalah nama desa tempat tinggal Nabi Isa as dahulu yang bernama desa Nasran dan orang-orangnya disebut Nasrani. Ada pula sahabt-sahabat Nabi Isa as yang selalu membantu dan setia kepada Nabi Isa as disebut hawaariyyun hal ini disebutkan dalam QS As-Saff ayat 14.

Untuk Yahudi, ada tiga teori yang menyebutkan asal mula namanya,
  1. Kaum Yahudi durhaka kepada Nabi Musa as hingga membuat Nabi Musa as marah besar,
  2. Kaum Yahudi mengubah sujud menjadi goyangan kepala di depan tembok ratapan,
  3. Kaum Yahudi adalah keturunan Yehuda, keturunan dari Nabi Ishak as dan Nabi Ibrahim as.

Islam sebagai agama wahyu karena:
  1. Nama Islam diberikan oleh wahyu
  2. Nama dan konsep Tuhan berasal dari wahyu
  3. Tata cara ibadah berdasarkan wahyu
  4. Islam memiliki model yang hidup
  5. Islam agama fitrah yang fitrah dan benar

Konsep bahagia (As-Sa’adah) disebutkan dalam QS Hud ayat 105 dengan maksud orang-orang yang bahagia di akhirat dan bahagia di akhirat adalah kebahagiaan yang hakiki. Karena bahagia di dunia ada batasnya. Meski diberikan hal enak tentang dunia secara terus menerus tanpa jeda, maka kita pun akan merasakan kesengsaraan.

Allah yang Mahakaya dan tidak memerlukan apapun, kitalah yang memerlukan Allah karena Dialah yang memberikan kekayaan dan kecukupan, hal ini disebutkan dalam QS Fatir ayat 105 dan QS An-Najm ayat 48.

Kaya yang dimaksud adalah jiwa yang kaya dan merasa cukup atas apa yang telah dimiliki dan diberikan oleh Allah. Orang yang miskin adalah orang yang tak merasa cukup. Bisa saja seseorang memiliki harta berlimpah tapi tidak pernah merasa cukup, maka ia adalah orang yang miskin.

Orang yang kaya jiwanya pastilah memiliki sifat zuhud. Zuhud artinya apa yang ada di sisi Allah lebih baik dari apa yang ada di tangannya.

Sekian ya catatan perkuliahan mata kuliah Islamic Worldview yang Naila tulis. Terima kasih untuk teman-teman yang telah berkenan membaca tulisan Naila :) semoga ada hikmah yang bisa diambil dari tulisan ini. Wassalamu’alaiku warrahmatullahi wabarrakatuh


Selasa, 22 Oktober 2019

Konsep Manusia

Assalamu'alaikum! Ketemu lagi nih dengan catatan perkuliahan Naila. Kali ini Naila mau share tema konsep manusia secara khusus. Catatan ini Naila dapat dari mata kuliah Islamic Worldview pertemuan kelima bersama dosen kami Dr. Wido Supraha, M.Si., tanggal 18 Oktober 2019 di Universitas Ibn Khaldun Bogor.

Konsep manusia secara khusus yaitu subjek sekaligus objek penelitian, hakikat manusia secara spiritual sering kali terlewatkan oleh metode empiris, psikologi modern membahas perilaku yang tampak saja pada manusia, dan pertanyaan abadi seperti dari mana manusia berasal? Siapa sebenernya kita? Untuk apa kita hidup? Dan semacamnya.

Konsep manusia melalui empirisme adalah pengalaman menghasilkan makna, dan pengamatan menghasilkan ilmu pengetahuan.

Kelemahan Teori Darwin
• Proses evolusi lebih seperti spekulasi dibanding teori ilmiah
• Tidak ada mata rantai evolusi
• Menghasilkan pemikiran Darwinisme Sosial yabg sangat destruktif, contohnya orang Jerman pada zaman dahulu yang memuliakan Hitler dan membunuh orang Yahudi secara masal

Allah meciptakan langit dan bumi selama enam hari

  • Allah ciptakan bumi di dua hari pertama
  • Hari kedua hingga hari ke empat Allah ciptakan pohon dan gunung
  • Hari keempat hingga hari keenam Allah ciptakan langit dan Nabi Adam as


Ada yang berpendapat bahwa bumi yang dimaksud sudah termasuk atmosfer sebagai bagian dari bumi. Sedangkan langit yang dimaksud adalah keseluruhan langit hingga tujuh lapis langit dan manusia tidak mengetahui seberapa jauh batasannya. Makanya bumi termasuk atmosfernya diciptakan di dua hari pertama, dan langit di dua hari terakhir. Penyempurnaan penciptaan langit dan bumi di hari Jumu’ah (Jumat) yang artinya “selesai”.

Allah berfirman dalam Q.S Al-Hijr ayat 28-29 bahwa Dia telah menciptakan manusia dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang dibentuk lalu ditiupkan ruh ciptaan-Nya.
Allah SWT berfirman:

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰٓئِكَةِ إِنِّى خٰلِقٌۢ بَشَرًا مِّنْ صَلْصٰلٍ مِّنْ حَمَإٍ مَّسْنُونٍ
فَإِذَا سَوَّيْتُهُۥ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُّوحِى فَقَعُوا لَهُۥ سٰجِدِينَ
"Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, Sungguh, Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka apabila Aku telah menyempurnakan (kejadian)nya, dan Aku telah meniupkan roh (ciptaan)-Ku ke dalamnya, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud." (QS. Al-Hijr 15: Ayat 28 - 29)
* Via Al-Qur'an Indonesia http://quran-id.com


Dalam Q.S Al-A’raf ayat 172, Allah berfirman bahwa manusia sejak di alam ruh telah bersaksi bahwa Allah-lah Tuhan mereka.
Allah SWT berfirman:

وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنۢ بَنِىٓ ءَادَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلٰىٓ أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ  ۖ قَالُوا بَلٰى  ۛ شَهِدْنَآ  ۛ أَنْ تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيٰمَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هٰذَا غٰفِلِينَ
"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka (seraya berfirman), Bukankah Aku ini Tuhanmu? Mereka menjawab, Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari Kiamat kamu tidak mengatakan, Sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini," (QS. Al-A'raf 7: Ayat 172)
* Via Al-Qur'an Indonesia http://quran-id.com

Dalam Q.S Al-Mu'minun ayat 12-15 Allah berfirman tentang penciptaan manusia di alam rahim.

Allah SWT berfirman:
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسٰنَ مِنْ سُلٰلَةٍ مِّنْ طِينٍ(12)
ثُمَّ جَعَلْنٰهُ نُطْفَةً فِى قَرَارٍ مَّكِينٍ(13)
ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظٰمًا فَكَسَوْنَا الْعِظٰمَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنٰهُ خَلْقًا ءَاخَرَ  ۚ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخٰلِقِينَ(14)
ثُمَّ إِنَّكُمْ بَعْدَ ذٰلِكَ لَمَيِّتُونَ(15)
"Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kukuh (rahim). Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Maha Suci Allah, Pencipta yang paling baik. Kemudian setelah itu, sungguh kamu pasti mati."
(QS. Al-Mu'minun 23: Ayat 12-15)
* Via Al-Qur'an Indonesia http://quran-id.com

Dalam Q.S Al-Baqarah ayat 30 Allah berfirman bahwa manusia akan dijadikan khalifah di bumi.
Allah SWT berfirman:
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰٓئِكَةِ إِنِّى جَاعِلٌ فِى الْأَرْضِ خَلِيفَةً  ۖ قَالُوٓا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَآءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ  ۖ قَالَ إِنِّىٓ أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ
"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, Aku hendak menjadikan khalifah di bumi. Mereka berkata, Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu? Dia berfirman, Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 30)
* Via Al-Qur'an Indonesia http://quran-id.com

Dalam Q.S Az-Zariyat ayat 56, Allah berfirman bahwa tujuan diciptakan manusia adalah beribadah hanya kepada-Nya.
Allah SWT berfirman:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
"Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku."
(QS. Az-Zariyat 51: Ayat 56)
* Via Al-Qur'an Indonesia http://quran-id.com

Menurut Imam Al-Ghazali, tubuh manusia adalah kendaraan jiwa, tujuan manusia adalah bertemu langsung dengan Allah. Hal itu dapat diwujudkan dengan ibadah hanya kepada Allah.

Jiwa tersebut membutuhkan makanan, yaitu ilmu pengetahuan yang bahan-bahannya adalah amal sholeh.

Kamis, 17 Oktober 2019

Adab Guru dan Murid dalam Berilmu

Assalamualaikum! Kali ini Naila mau share catatan perkuliahan Naila dengan tema Adab Berilmu dan Beramal. Ini aku dapat dari mata kuliah Islamic Worldview bersama dosen kami Dr. Wido Supraha, M.Si., pada tanggal 15 Oktober 2019 di Universitas Ibn Khaldun Bogor.

Manusia terdiri dari tiga hal, yaitu akal, ruh/qolbu, dan jasad. Memenuhinya tentu dengan cara yang berbeda-beda. Akal memerlukan ilmu, qolbu memerlukan dzikir, dan jasad memerlukan amal. Untuk beramal, kita perlu makanan dan minuman agar dapat bergerak untuk melakukan amal. Makanan dan minuman yang dikonsumsi selain halal dan toyib haruslah tawazon (seimbang) karena jika kekurangan kita akan sakit, lemas dan tidak mampu melakukan amal, sedangkan jika berlebihan kita akan menjadi malas, mengantuk, dan enggan mengerjakan amal.

Ada hal yang harus dipenuhi sebelum beramal, dan diawali dengan disiplin.
> Disiplin yaitu terbiasa dengan pemahaman baiknya
> Terbiasa disiplin dan menjadi kebiasaan baik
> Beradab
> Disiplin jiwa, pikiran, dan tubuh
Dengan memiliki adab dari kebiasaannya berdisiplin, maka ia siap menuntut ilmu. Dengan dimilikinya ilmu, maka ia akan tahu bagaimana beramal yang seharusnya. Setelah beramal, maka ia akan beramal variatif, yaitu beramal di berbagai macam bidang. Hal itulah yang akan menjadi keberkahan.

Berilmu tanpa adanya adab, maka seseorang akan memperoleh ilmu yang tidak benar. Apalagi mengamalkannya, amalnya akan menjadi amal kosong dan tidak bermanfaat.

Jadi urutannya adalah adab, ilmu, lalu amal. Tanpa urutan tersebut, maka seseorang tidak akan memperoleh keberkahan.

Iman itu melelahkan karena iman itu harus diamalkan. Sedangkan beramal haruslah bergerak. Makanya, orang yang beramal terus-menerus akan merasakan lelah. Tapi jika niatnya hanya karena Allah, maka lelah itu akan terasa nikmat dengan keberkahan yang Allah berikan.

Ketika menuntut ilmu, kita haruslah memiliki adab yang sesuai. Adab menjadi murid menurut Imam An-Nawawi dalam kitab At-Tabyaan fi Aadaabi Hamalat Al-Quran, yaitu
  1. Memiliki niat belajar untuk mencari ridho Allah
  2. Tujuan belajar bukan hanya untuk kepentingan dunia saja
  3. Fokus dalam belajar
  4. Menjauhkan diri dari perbuatan dosa dan maksiat
  5. Tawadhu terhadap guru
  6. Bediskusi dan meminta nasihat kepada guru
  7. Belajar kepada guru yang ahli di bidangnya
  8. Menghormati dan memuliakan guru
  9. Bersih jasmani dan rohani ketika belajar
  10. Menghormati teman-temannya
  11. Melihat dan memahami kondisi guru
  12. Bersabar terhadap sikap dan perilaku guru
  13. Mempunyai semangat yang tinggi dan kemauan yang keras
  14. Bersungguh-sungguh dalam belajar
  15. Belajar di pagi hari
  16. Rajin mengulang pelajaran yang lalu
  17. Menjauhi sifat hasad
  18. Mengucap salam pada guru ketika bertemu
  19. Mempersiapkan hati untuk belajar


Dan sebagai seorang guru pun, kita haruslah memiliki adab. Adab menjadi guru menurut Imam An-Nawawi dalam kitab At-Tabyaan fi Aadaabi Hamalat Al-Quran, yaitu
  1. Lemah lembut terhadap murid
  2. Menasihati muridnya untuk tetap memuntut ilmi
  3. Mengawasi murid
  4. Rendah hati
  5. Semangat mengajarkan/membagikan ilmu
  6. Tidak menolak mengajari seseorang meskipun niat muridnya tidak baik
  7. Mendahulukan murid yang dahulu datang
  8. Meninggalkan tempat yang dapat merendahkan ilmu
  9. Memperluas majelis ilmu
  10. Menjauhi faktor penghalang dalam mengajar


Sabtu, 12 Oktober 2019

Nabi Muhammad SAW Hingga Usia 40 Tahun

Assalamu'alaikum! Naila mau share catatan perkuliahan dengan tema "kisah Nabi Muhammad saw sebelum diangkat menjadi nabi" kepad teman-teman nih. Catatan ini Naila dapat dari mata kuliah Islamic Worldview pertemuan ketiga bersama dosen kami Dr. Wido Supraha, M.Si., pada tanggal 10 Oktober 2019 di Universitas Ibn Khaldun Bogor.

Istilah untuk Islamic Worldview diambil dari istilah yang disebutkan oleh Syed Muhammad Naquib Al-Attas, yaitu Ru’yat al-islam lil wujud yang artinya pandangan Islam terhadap eksistensi yang wujud.

Di dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa ada 25 nabi dan rosul yang di antaranya ada 5 Rosul Ulul Azmi, nah 25 nabi dan rosul itulah yang wajib kita kertahui sedangkan yang lainnya tidak disebutkan di dalam Al-Qur’an. Di lain sumber ada yang menyebutkan bahwa jumlah seluruh nabi ada 124.000, sedangkan rosul ada 315. Meski ada di masa yang berbeda, rosul dan nabi tersebut selalu mengajarkan tauhid yang sama hanya berbeda syariatnya.

Lantas apa ya persamaan dan perbedaan antara nabi dengan rosul? Nah, dari pertemuan yang lalu bisa kita simpulkan bahwa nabi dan rosul sama-sama mendapatkan wahyu dari Allah, diangkat menjadi nabi ketika umur 40 tahun, dan sama-sama menggembala kambing sewaktu kecil. Bedanya adalah rosul wajib menyampaikan wahyu tersebut kepada umatnya sedangkan nabi tidak wajib menyampaikannya.

Selama ini kita tahu bahwa Rosulullah saw lahir pada tanggal 12 Robiul Awal, tapi ternyata 12 Robiul Awal itu jatuh pada hari Kamis, sedangkan Rosulullah bilang beliau lahir pada hari Senin. Maka tanggal 9 Robiul Awal-lah yang menjadi hari Senin paling dekat dengan tanggal 12 Robiul Awal. Dapat dikatakan jika Rosulullah lahir pada tanggal tanggal 9 Robiul Awal tahun 53 Sebelum Hijriah yang jika diperhitungkan sama dengan tanggal 22 April 571 Masehi.

  • Ayah dari Nabi Muhammad saw telah meninggal ketika Nabi Muhammad masih di dalam kandungan ibunya.
  •  Mengikuti budaya, setelah mendapatkan ASI pertama dari ibu kandungnya Nabi Muhammad disusui oleh Halimatu Sa’diah hingga usia dua tahun.
  • Setelah selesai menyusui Muhammad kecil, Halimah meminta agar Muhammad kecil lebih lama ia rawat. Akhirnya Muhammad dirawat dengan ibu susunya sampai usia empat tahun.
  • Di usia empat tahun itu, ketika Muhamma kecil didatangi seorang laki-laki yang dan membelah dadanya untuk dibersihkan. Laki-laki itu adalah perwujudan dari malaikat.
  • Dari usia empat tahun, Nabi Muhammad kembali diasuh oleh ibunya.
  • Di usia enam tahun, Nabi Muhammad diajak untuk berziarah ke makam ayahnya bersama ibu dan kakeknya.
  • Di perjalanan pulang menuju Makkah, Aminah sakit keras dan akhirnya meninggal.
  • Ketika diasuh oleh kakeknya selama kurang lebih dua tahun, Muhammad diajarkan menggembala. Lalu ketika kakeknya meninggal, pengasuhan Muhammad berpindah pada keluarga pamannya, yaitu Abu Tholib.
  • Nabi Muhammad sejak kecil telah menjadi anak yang spesial, kehadirannya menyenangkan dan membawa berkah serta kemudahan bagi keluarga yang mengurusnya termasuk keluarga Abu Tholib. Muhammad juga banyak membantu keluarga Abu Tholib seperti dengan menggembala dan berdagang.
  • Di usia 12 tahun, Muhammad ikut pamannya berdagang keluar kota. Di perjalanan mereka bertemu dengan pendeta yang tahu ajaran Injil asli dan mengetahui bahwa nabi baru telah lahir. Dari tanda-tanda yang ada pada diri Muhammad dan sekitarnya, pendeta itu tahu bahwa anak bernama Muhammad itulah yang akan menjadi seorang nabi.
  • Di usia 14 tahun, Muhammad membantu menyiapkan peralatan dan senjata Perang Fijar. Perang tersebut berakhir dengan perjanjian damai di Darun Nadwa.
  • Di usia 20 tahun, Muhammad telah menjadi pedagang yang sukses dan dikenal sebagai orang yang dapat dipercaya.
  • Di usia 25 tahun Muhammad menikahi Khadijah, seorang wanita yang juga kaya raya dan ternama di kota Makkah. Muhammad memberikan mahar 20 ekor unta. Jumlah tersebut bukanlah jumlah yang sedikit.
  • Di usia 35 tahun, Muhammad dan isterinya membantu masyarakat yang kekurangan. Kegiatan yang biasanya dilakukan orang-orang kaya.
  • Di usia 37 tahun, Muhammad melakukan tahannuts, yaitu menyendiri di tempat tinggi, berdoa, memikirkan apa yang salah dari masyarakat Makkah dan solusinya.
  • Usia 40 tahun Muhammad didatangi Malaikat Jibril yang hendak menyampaikan wahyu Allah. Dengan diturunkannya wahyu pertama oleh Allah melalui Malaikat Jibril, maka saat itu Muhammad telah diangkat menjadi Nabi.

Malaikat Jibril berkata, “Iqro”. Nabi Muhammad menganggap bahwa Malaikat Jibril menyuruhnya untuk membaca sedangkan ia tak bisa membaca, maka ia menjawab, “Aku tidak bisa membaca.” Dan hal itu berkulang sampai tiga kali.

Maka Jibril pun mendekap Nabi Muhammad. Lalu mengatakan “Iqro bismi robbikal ladzii kholaq.” yang artinya “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu.” Lalu dilanjutkan “Kholaqol insaana min ‘alaq. Iqro warobbukal akrom. Alladzii ‘allama bil qolam. ‘Alamal insaana maa lam ya’lam.” dengan bertahap. Yang artinya, “Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia. Yang mengajarkan manusia dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.”

Setelah selesai, Nabi Muhammad kembali dengan badan gemetar ketakutan. Dan langsung meminta istrinya untuk menyelimutinya. Tanpa banyak tanya, Khadijah langsung melaksanakan perintah suaminya.

Khadijah bertanya pada Waroqoh bin Naufal tentang suaminya yang berlaku tidak seperti biasanya. Dengan ilmu dari Injil asli yang dimiliki, Waroqoh bin Naufal menjawab bahwa hal itu merupakan tanda-tanda telah diangkatnya Muhammad menjadi nabi. Didukung dengan tanda-tanda sebelumnya yang telah ia lihat dan pelajari lalu dibandingkan dengan yang disebutkan oleh Injil.
Waroqoh bin Naufal adalah perantara khitbah Nabi kepada Khadijjah. Sedangkan prantara dari Nabi Muhammad adalah pamannya yaitu Abu Tholib.

Sabtu, 05 Oktober 2019

Islamic Worldview


Assalamu'alaikum, teman-teman. Kali ini, Nai akan memberikan catatan tentang mata kuliah Islamic Worldview pertemuan pertama dan kedua di kelas, lho. Nai mendapat catatan ini dari penjelasan dosen kami, yaitu Dr. Wido Supraha, M.Si. Kami membahas tentang tiga poin utama. Berikut poin-poinnya.

Poin Pertama
Kenapa namanya Islamic Worldview?

Worldview artinya pandangan dunia sedangkan islamic artinya islami. Jadi Islamic Worldview artinya pandangan tentang Islam.

Di masa lampau, tepatnya masa yang disebut “masa kegelapan” bagi dunia barat telah melahirkan ilmuwan-ilmuwan dari berbagai bidang, salah satunya sains. Tapi kala itu penemuan-penemuan sains dan bidang lain ditekan oleh peraturan agama. Jadi, penelitian dan penemuan yang tidak sesuai dengan pemikiran yang ada di gereja akan dikekang dan dijatuhi hukuman jika tidak mematuhi aturan tersebut.

Pengekangan dari gereja tersebut membuat banyak ilmuwan barat menjadi berontak dan memprotes agama saat itu menjadi Protestan.Lalu diprotes lagi menjadi  Katolik. Karena ilmuwan barat saat itu terus meneliti dengan hanya mengandalkan logika, dan mereka berpikir manusia akan mencapai puncaknya jika menghilangkan semua rasa takut termasuk kepada Tuhan. Dan muncullah pemikiran tidak percaya Tuhan atau atheisme.

Masyarakat dan ilmuwan kala itu beranggapan empirik. Di mana sesuatu dianggap ada jika terlihat dan dianggap tidak ada jika tidak terlihat.

Saat itu juga wanita dianggap tidak bernilai, kotor atau najis, dan diperlakukan semena-mena. Kala itu laki-laki yang berhubungan dengan wanita dianggap sesuatu yang kotor dan berdosa. Makanya banyak masyarakat barat saat itu yang enggan menikah. Di beberapa daerah lainnya wanita hanya dijadikan pemuas nafsu laki-laki tanpa ada pertanggung jawaban.

Karena hal itu akhirnya muncul pemikiran feminisme. Mereka menuntut hak wanita disamaratakan dengan hak pria. Seiring berjalannya waktu, wanita yang mengikuti pemikiran atau aliran feminisme merasa bahwa dengan menikah berarti wanita telah kalah dengan pria. Itu sebabnya munullah lesbian.


Dalam Islam, wanita dimuliakan dengan banyak keistimewaan, hak khusus, dan perannya tersendiri dibandingkan laki-laki. Dari sanalah lahir ilmuwan-ilmuwan muslim yang mengemukakan pendapat di dunia timur tanpa dikekang, dan memberikan pemahaman tentang pandangan masyarakat dunia barat yang keliru.

Poin Kedua
Dimulai dari iman, aqidah, dan tauhid agar mencapai syari’at. Dengan tercapainya syariat, akan melangkah ke tahap selanjutnya yaitu akhlak.


Apa sih iman, aqidah, tauhid, dan syari’at itu?

Iman adalah percaya, yaitu percaya atas apa yang telah Allah tentukan dalam hidup. Aqidah adalah mengikatkan diri kepada Allah. Sedangkan tauhid adalah menjadikan Allah sebagai satu-satunya Tuhan yang pantas disembah. Dengan adanya hal itu, maka kita akan menjadi sosok yang berani dan termotivasi, dan selanjutnya kita akan merasa tenang karena percaya Allah akan mengatur jalan yang akan kita pijak ke depannya.

Tercapainya tiga hal dasar tersebut dapat membawa kita pada syari’at. Yaitu mengikuti perintah yang telah Allah buat.

Akhlak menjadi puncaknya karena dengan sudah terbiasanya beriman, aqidah, tauhid, dan syari’at yang menjadi langkah sebelumnya maka akan terdorong untuk selalu berbuat seperti yang telah Allah perintahkan tanpa ada rasa terpaksa.

Poin Ketiga 
Al-Qur’an terdiri dari 114 surah, 6.236 ayat, 77.439 kata, dan 340.740 huruf. Al-Qur’an terdiri dari dua macam surah yaitu surah makkiyah dan surah madaniyah. Surah makkiah terdiri surah-surah pendek yang berisi konsep dan kunci dari kehidupan, sedangkan surah madaniyah terdiri dari surah-surah panjang yang membahas syari’at atau aturan-aturan dalam kehidupan.

Sekian ya, untuk catatan kali ini. Semoga bermanfaat. Wassalam